Pascapandemi, Kemenhub Genjot Aktivasi Rute Penerbangan yang Mati

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (Foto: Dok Setkab RI)

JAKARTA, RAMBUKOTA – Sektor transportasi udara merupakan salah satu bidang usaha yang cukup terdampak saat masa pandemi Covid-19 lalu. Sejumlah rute penerbangan terpaksa dihentikan lantaran minimnya pergerakan masyarakat akibat pembatasan sosial demi menghindari penularan penyakit.

Nah, setelah masa pandemi Covid-19 telah berlalu, pelaku usaha penerbangan diharapkan bangkit kembali. Misalnya, dengan menghidupkan kembali rute yang dinonaktifkan, memperluas konektivitas dan jangkauan, serta meningkatkan fasilitas khususnya aspek keselamatan penumpang.

Bacaan Lainnya

Hal tersebut diungkapkankan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangan resminya. Ia kembali mengingatkan kepada jajarannya dan seluruh stakeholder terkait di sektor penerbangan bahwa aspek keselamatan adalah yang paling utama dan tidak bisa ditawar lagi.

“Dalam dunia penerbangan, safety (keselamatan) harus dipegang dan dilaksanakan dengan baik. Dengan kata lain harga mati untuk safety,” ujar Budi, Sabtu (22/7/2023).

Selain itu, sinergitas antara operator dan regulator juga perlu terjalin lebih baik. Menurut Budi, hubungan yang baik tentunya akan mampu meningkatkan konektivitas udara sekaligus pelayanan jasa transportasi udara.

“Dengan sinergi yang baik dan peran aktif dari regulator dan stakeholder, baik Pemda maupun pengusaha, diharapkan operasional penerbangan terus meningkat, dan akan menumbuhkan kembali dunia usaha dan pariwisata,” tuturnya.

Budi juga menekankan, pentingnya mengutamakan pelayanan dan memberikan pengalaman penerbangan yang aman dan nyaman bagi masyarakat baik dipesawat maupun di bandara. “Bandara juga harus terus meningkatkan pelayanan dengan beautifikasi, pendekatan ramah lingkungan, serta ramah terhadap penumpang yang berkebutuhan khusus, sehingga bandara dapat memberikan rasa aman, nyaman, dan nilai tambah bagi para pengguna jasa penerbangan,” tuturnya.

Dua Strategi

Dirjen Perhubungan Udara M Kristi Endah Murni bilang, terdapat dua strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan konektivitas penerbangan. Pertama dengan pemenuhan sarana dan prasarana bandara.

“Dari segi bisnis, tentu juga perlu mendorong adanya kolaborasi Badan Usaha Angkutan Udara (maskapai) dan penyelenggara atau operator bandara, dengan Pemerintah Daerah, dalam meningkatkan demand dan menjaga ketersediaan konektivitasnya,” ujar Kristi.

Strategi kedua, perlu upaya untuk menghidupkan kembali  atawa reaktivasi rute yang telah mati akibat pandemi Covid-19. Bahkan, kebijakan untuk membuka rute-rute baru juga perlu menjadi pertimbangan mengingat perekonomian nasional sedang kembali bergairah.

Tak hanya konektivitas, dia menambahkan bahwa saat ini, kebutuhan transportasi udara tidak hanya mengedepankan aspek selamat, aman dan nyaman saja, namun perlu nilai tambah lainnya yaitu ramah lingkungan dan berkelanjutan (Eco-Airport). Konsep ini yang perlu diterapkan dan ditingkatkan di seluruh penerbangan di Indonesia.

(Silvana Maya Pratiwi)

Pos terkait

banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *