KH Ma’ruf Amin: KH Ali Yafie, Contoh Manusia Terbaik asal Indonesia

Istri Presiden RI ke-4 Hj Sinta Nuriyah menunjukkan buku KH Ali Yafie, Membumikan Pesan Langit’ dan Bertasawuf, Mengolah Karsa Rahsa Cipta (Foto: Istimewa)

JAKARTA, RAMBUKOTA – KH Ali Yafie merupakan sosok ulama besar kebanggaan Tanah Air. Anugerah usia yang panjang menjadi modal baginya untuk terus berkarya bagi umat, masyarakat, serta bangsa Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat menyampaikan sambutannya di acara peluncuran buku ‘KH Ali Yafie, Membumikan Pesan Langit’ dan Bertasawuf, Mengolah Karsa Rahsa Cipta’, Minggu (25/6/2023).

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Dengan anugerah usia yang panjang hingga 96 tahun, serta sederet peran positif di berbagai bidang, sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah orang yang panjang usianya dan baik karyanya.

“KH Ali Yafie merupakan tokoh istimewa. Beliau memiliki ilmu agama mendalam. Berkontribusi signifikan dalam kehidupan kemasyarakatan dan kebangsaan. Aktif di dunia pemikiran pendidikan dan organisasi keagamaan, serta dikenal sebagai figur yang tawadhu dan berintegritas,” kata Kyai Ma’ruf.

Ia menyebutkan, jejak KH Ali Yafie sebagai pucuk pimpinan MUI, PBNU dan ICMI, menjadi bukti kiprah terbaik dalam ranah kehidupan kemasyarakatan. “Kehadiran beliau bersama tokoh bangsa lainnya saat proses pergantian orde baru menuju era reformasi menjadi penanda sumbangsih beliau, di ranah kehidupan kebangsaan,” ujar Wapres.

Sementara pemikiran di bidang sosial, menurut Wapres, KH Ali Yafie mengaktualisasikan dan membumikan ajaran-ajaran agama dalam konteks kehidupan masyarakat dan negara. Ini merupakan salah satu warisan KH Ali Yafie di dunia pemikiran, sekaligus cermin kedalaman ilmu agamanya.

KH Ma’ruf mengenal sosok KH Ali dengan sangat baik. Menurutnya, ia merupakan sosok yang layak menjadikan panutan generasi muda masa kini dan mendatang, terutama saat bangsa kita tengah berikhtiar untuk mewujudkan Indonesia emas.

“Tidak terhitung karya dan amal beliau yang menginspirasi saya pribadi. Beliau adalah sosok yang layak menjadikan panutan generasi muda masa kini dan mendatang. Semoga karya dan keteladanan beliau mampu dilanjutkan oleh generasi selanjutnya,” kata Wapres Ma’ruf Amin.

Buku yang diluncurkan berkenaan dengan 100 hari wafatnya KH Ali Yafie tersebut cukup tebal, yakni 546 halaman. Maklum, cukup begitu banyak tokoh yang ingin menuangkan catatan kesan terhadap almarhum, yakni sebanyak 40 penulis.

Biografi Kyai

KH Ali Yafie lahir di Wani, Donggala, 1 September 1926. Wani sekarang adalah sebuah desa di Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Berada di daerah pesisir pantai, yang sebagian besar penduduknya, atau sekitar 80% adalah suku Bugis. Sebagian lagi keturunan Arab.

Menurut sejarah, zaman dulu Wani adalah bagian dari Kerajaan Labuan. Wani dalam bahasa setempat berarti ‘lebah’. Mungkin karena di sekitar daerah itu terdapat banyak Lebah Madu.

Sebenarnya seperti menumpang lahir di Wani, KH Ali Yafie, anak ketiga dari lima orang anak dari pasangan Muhammad al Yafie dan Imaccayya. Dua orang kakaknya yang laki-laki bernama Muhammad As’ad dan yang perempuan bernama Sitti Muzainah. Dua orang adiknya perempuan, bernama Manarussa dan Amirah.

Ayahnya, Muhammad al Yafie, adalah kelahiran Makkah, anak tunggal dari pasangan Muhammad As’ad al Yafie dengan Sitti Khadijah, asal Palu yang bermukim di Makkah.

Ada dua nama Muhammad As’ad di sini. Muhammad As’ad yang pertama adalah kakek dari Ayah. Sedangkan yang kedua adalah kakak tertua Ayah. Muhammad As’ad yang pertama, kakek Ayah, adalah putra pertama dari pasangan Syekh Muhammad Ali al Yafie dengan Tsumbulah Tayyibah, yang di gelari Sitti Kabirah.

Syekh Muhammad Ali al Yafie, asal Madinah. Sedangkan Sitti Kabirah ini Syarifah, tetapi mempunyai darah Bugis dari ibunya. Garis keturunannya bisa ditelusuri sampai kepada raja-raja dari Bone, Sulawesi Selatan.

KH Ma’ruf Amin menyampaikan sambutannya lewat penayangan video. Turut hadir sejumlah tokoh antara lain, istri Presiden RI ke-4 Hj Sinta Nuriyah, mantan Ketua MK Prof Jimly Assidiqi, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Mayjen (TNI) Purn Prijanto, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Anwar Abbas, dan 120 tokoh tokoh lainnya.

 

banner 300x250

Pos terkait

banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *