JAKARTA, RAMBUKOTA – Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan 101 lokasi di seluruh Indonesia sebagai tempat rukyatul hilal atau pemantauan bulan dalam penetapan 1 Ramadan 1443 H. Dari sejumlah titik tersebut, terdapat empat lokasi yang berada di wilayah Jakarta.
Adib, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag mengatakan, perhitungan awal bulan tahun Hijriah selalu mempertimbangkan informasi awal berdasarkan hasil perhitungan secara astronomis (hisab) dan hasil konfirmasi lapangan melalui mekanisme rukyatul hilal. Rencananya, sidang isbat atau penetapan 1 Ramadan 1443 H akan digelar Jumat (1/4/2022) pekan depan.
Menurut dia, secara hisab semua sistem sepakat bahwa ijtimak menjelang Ramadan jatuh pada Jumat, 1 April 2022 M atau bertepatan dengan 29 Syakban 1443 H sekitar pukul 13.24 WIB. Namun begitu, pemerintah tetap menunggu hasil konfirmasi pemantauan lapangan alias rukyatul hilal guna menetapkan tanggal 1 Ramadan.
“Kemenag telah menetapkan 101 lokasi titik rukyatul hilal di seluruh Indonesia. Rukyatul hilal tersebut akan dilaksanakan oleh Kanwil Kementerian Agama dan Kemenag Kabupaten/Kota, bekerjasama dengan Peradilan Agama dan ormas Islam serta instansi lain, di daerah setempat,” kata Adib dalam keterangan pers, Jumat (25/3/2022).
Sejumlah 101 titik pemantauan tersebut tersebar dari Provinsi Aceh hingga Papua Barat. Provinsi Jawa Timur menjadi wilayah terbanyak yang ditetapkan pemerintah sebagai rujukan rukyatul hilal, yaitu mencapai dengan 27 lokasi.
Sedangkan di DKI Jakarta, rukyatul hilal akan digelar 4 lokasi yang menjadi rujukan Kemenag dalam sidang isbat. Keempat titik yang maksud masing-masingnya yakni, Lantai 7 Gedung Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Masjid Jami Al-Musyari’in Basmol di Jakarta Barat, Pulau Karya di Kepulauan Seribu, serta Masjid KH Hasyim Asyari di Jakarta Barat.
“Pada hari rukyat, 29 Syakban 1443 H, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk, berkisar antara 1 derajat 6,78 menit sampai dengan 2 derajat 10,02 menit,” jelas Adib.
Ismail Fahmi, Kepala Subdit Hisab Rukyat dan Syariah Kemenag menambahkan, sidang isbat terkait hasil pemantauan lapangan tersebut akan dilaksanakan di Auditorium HM Rasjidi Kemenag. Rencananya, sidang bakal dihadiri oleh sejumlah duta besar negara sahabat, Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung (MA), Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Selain itu, akan turut hadir Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, pakar ilmu Falak dari ormas-ormas Islam, Lembaga dan instansi terkait, anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag, serta pimpinan organisasi kemasyarakatan Islam dan pondok pesantren. “Sidang akan digelar secara hybrid, yakni daring dan luring. Sebagian peserta hadir di lokasi acara, sebagian mengikuti secara online melalui zoom meeting,” ujar Ismail.