JAKARTA, RAMBUKOTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membangun Sistem Nasional Peringatan Dini Kebencanaan (SNPDK). Perangkat ini diharapkan dapat mengurangi risiko bencana di Tanah Air.
Budi Arie Setiadi, Menkominfo mengatakan, SNPDK mengintegrasikan sistem informasi kebencanaan kementerian, lembaga, dan daerah, serta penyedia informasi bencana. Yakni mulai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Selain itu, juga akan terhubung dengan Badan Geologi Kementerian ESDM (PVMBG), dan (Badan Penanggulangan Bencana Daerah Khusus Jakarta. Di mana, sistem ini terdiri atas early warning system (EWS) dan disaster prevention information system (DPIS).
Dalam penerapannya, sistem EWS TV Digital juga terhubung dengan penyelenggara telekomunikasi dan penyiaran. “Sistem EWS TV Digital memiliki dua fitur utama,” ujar Budi sebagaimana dikutip dari laman resminya, Kamis (3/10/2024).
Adapun fitur yang dimaksud yaitu, pertama, pengiriman SMS Blast kepada masyarakat di wilayah yang terdampak secara realtime tanpa dikenakan biaya. Kediua, sistem ini juga terintegrasi dengan sistem dari kementerian, lembaga dan pemerintah daerah serta penyedia informasi bagi masyarakat terdampak.
Dia mengatakan, pengembangan dan inovasi juga terus dilakukan untuk memperkuat serta memperluas jangkauan penyebaran informasi bencana. “Saya berharap sistem EWS TV digital, DPIS, serta SMS blast ini dapat mempermudah koordinasi dalam melakukan pertolongan yang responsif, serta meminimalkan dampak yang ditimbulkan terhadap masyarakat dan lingkungan,” imbuhnya.
Untuk kelancaran sistem ini, Kominfo telah melakukan serangkaian uji coba bersama penyelenggara multipleksing (mux) beserta vendor TV dan STB terkait implementasi EWS TV digital. Budi berharap dukungan masyarakat terkait peringatan kebencanaan dini dengan memastikan penggunaan perangkat TV Digital atau STB yang tersertifikasi oleh Kominfo serta kesesuaian lokasi atau informasi kode pos.
Menurut Budi, pengaplikasian sistem ini juga telah didukung kerja sama antara pemerintah dengan Jepang. Yakni, dengan mengembangkan layanan informasi bencana secara realtime kepada petugas di lapangan, berbasis komputer maupun gawai.