JAKARTA, RAMBUKOTA – Berdakwah menjadi tanggung jawab setiap individu untuk menyampaikan risalah Islam kepada seluruh umat manusia. Tugas mengajak orang ke jalan Allah Taala itu tentu merupakan tugas berat, sehingga perlu didukung dengan strategi, sekaligus diimbangi kesabaran dan keikhlasan.
Habib Alwi Bin Syahab mengatakan, dakwah kepada Allah (da’wah ilallah) merupakan pekerjaan terberat yang mesti dijalankan umat Islam kepada seluruh orang. Kegiatan dakwah ini pun harus dijalankan dengan benar sesuai yang diajarkan Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam (SAW), yakni menyampaikan kebaikan dengan cara yang baik dan lemah lembut.
“Para pendakwah harus paham dengan kondisi audiens, jangan sampai bicara dengan hal yang di luar kemampuan mereka,” kata dia dalam Diskusi Jalsatudu’ah Jakarta Barat yang membahas Kitab Maqasid Halaqat Ta’lim karya Habib Umar Bin Hafidz di Mushola Nurul Iman Tambora, Sabtu (19/3/2022).
Perjalanan dakwah dapat dipastikan akan menemui hambatan dan banyak jalan terjal. Bahkan, penolakan demi penolakan. Sehingga, pendakwah perlu membekali diri dengan sifat sabar sembari memperbesar harapan kesuksesan dakwah.
Habib Alwi menjelaskan, para pendakwah harus punya pikiran yang luas. Penyampaian dakwah kepada seseorang harus membawa harapan yang besar dan tidak hanya ditujukan kepada orang yang disampaikan tersebut. “Tapi, juga berharap agar dakwah nanti bisa sampai ke anaknya, bahkan cucunya terus hingga hari kiamat,” imbuhnya.
Hal ini sebagaimana kisah Nabi Muhammad SAW yang berharap anak-anak keturunan warga Thaif untuk masuk Islam. Padahal, ketika awal-awal dakwah Islam, seruan Nabi SAW sempat ditolak penduduknya dan beliau pun diusir sambil dilempari batu hingga bercucuran darah.
Kekejaman warga Thaif ketika sampai membuat murka Malaikat Jibril Alaihis Salam (AS) sehingga meminta Nabi Muhammad SAW agar berdoa untuk kecelakaan mereka. Namun, Rasulullah SAW menolak saran tersebut karena menginginkan anak-cucu Thaif menjadi pengikut Islam. Dan ini terbukti sampai sekarang mengenai kesetiaan penduduk Thaif dalam memeluk Agama Allah.
Menurut Habib, dalam menyampikan risalah dakwah juga tidak melulu digelar di masjid dan majelis, tapi dakwah itu luas. Pendakwah harus membuat strategi untuk memperluas cakupan dakwah. “Dakwah bisa dilakukan dari kamar, tapi bisa didengar oleh seluruh dunia. Gunakan internet yang bisa memancing turunnya hidayah Allah Taala kepada semua orang” katanya.