Sambut Puncak Musim Haji, Simak Skema Penyelenggaraannya

Ilustrasi jemaah haji Indonesia di Kota Madinah Arab Saudi (Foto: Dok Kemenag)

JAKARTA, RAMBUKOTA – Pemerintah tengah menyiapkan skema penyelenggaraan dalam menghadapi puncak ibadah haji 1444 H/2023 M untuk para jemaah asal Indonesia. Yakni, ketika mereka menjalani prosesi ritual ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina).

M Subhan Cholid, Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengatakan, pihaknya telah membentuk tiga satuan tugas alias satgas. Masing-masingnya yaitu Satgas Arafah untuk Daker Bandara, Satgas Muzdalifah untuk Daker Makkah, dan Satgas Mina untuk Daker Madinah.

Bacaan Lainnya

“Kami telah membentuk sebuah struktur yang kita sebut Satop (satuan operasional) Armina,” kata Subhan di Jeddah Arab Saudi sebagaimana dikutip dari laman resminya, Kamis (15/4/2023).

Ia menjelaskan, nantinya di setiap satgas akan dibentuk tim adhoc yang terdiri dari 11 tim. Nah, masing-masing tim adhoc bertugas memberikan layanan kepada seluruh jemaah selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

Adapun personalia dari tim tersebut mencakup petugas pelindungan jemaah (linjam), tim penanganan krisis dan pertolongan pertama pada jemaah (PKP3JH), petugas kesehatan, petugas layanan lansia, serta tim bimbingan ibadah. “Insya Allah kebutuhan layanan kepada jemaah akan kita berikan melalui titik-titik adhoc,” ujar Subhan.

Persiapan di Mina

Menurut Subhan, ketika jemaah haji berada di Mina, pemerintah juga menyiapkanm juga tim Jamarat yang membantu tim adhoc yang ditempatkan pada 11 titik area. Tim ini akan disiapkan pada 10 titik, sebanyak lima titik pada rute jamarat bagian atas, dan lima titik pada rute jamarat bagian bawah.

“Kami siapkan jalur pengamanan di atas dan bawah. Sebab, rute pergerakan jemaah haji Indonesia dari tenda Mina ke Jamarat yang disiapkan Saudi, bisa melalui jalur atas dan ada potensi juga jemaah melalui jalur bawah. Sehingga di atas lima titik dan bawah lima titik untuk pengamanan,” ujarnya.

Dia menambahkan, petugas layanan lansia akan ditempatkan di setiap titik. Mereka akan dibekali dengan dengan sejumlah perangkat, termasuk kursi roda dan lainnya. “Insya Allah kami akan siapkan lebih 100 kursi roda untuk layanan Armina, utamanya pada fase Mina. Pihak Masyarik juga menginformasikan bahwa mereka akan menyiapkan 15 mobil golf di Mina untuk layanan lansia,” imbuh Subhan.

PPIH bersama Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi dan pihak Masyarik, telah menyusun rencana pergerakan jemaah haji pada fase Armina. Jemaah haji Indonesia akan mulai diberangkatkan ke Arafah pada 8 Zulhijjah.

Mereka diberangkatkan dalam tiga fase pemberangkatan. Fase pertama, mulai pukul 07.00 – 11.00 waktu Arab Saudi (WAS). Fase kedua, mulai pukul 11.00 WAS – 15.00 WAS. Fase ketiga, mulai 15.00 WAS sampai selesai.

“Jadi ada tiga trip pemberangkatan jemaah. Setiap Maktab akan mengalokasikan 21 bus. Jumlah jemaah per maktab sekitar 2.900 orang. Satu bus akan membawa 45 jemaah. Jadi insya Allah setiap maktab bisa diselesaikan dalam tiga setengah kali putaran penjemputan,” kata dia.

142.514 Jemaah Haji Tiba

Terhitung sejak 23 Mei 2023, saat jemaah pertama kali masuk asrama haji, operasional penyelenggaraan ibadah haji masuk hari keduapuluh tiga. Berdasarkan data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) hingga tanggal 13 Juni 2023, pukul 24.00 WIB jumlah total kedatangan Jemaah Haji Indonesia di Arab Saudi berjumlah 142.514 orang atau 370 kelompok terbang.

Akhmad Fauzin, Juru Bicara PPIH Pusat menjelaskan, jumlah jemaah dan petugas yang diberangkatkan hari ini dari Madinah ke Mekkah sebanyak 7.647 orang atau 20 kloter. Adapun total Jemaah Haji yang masih berada di Madinah sampai hari ini sebanyak 20.964 orang yang tergabung dalam 55 kloter.

Hingga 13 Juni 2023, jemaah yang meninggal dunia bertambah empat orang. Sehingga totalnya menjadi sebanyak 58 orang, dengan rincian jemaah yang wafat di Makkah sebanyak 28 orang, di Madinah sebanyak 28 orang, dan di Jeddah sebanyak 2 orang. “Jemaah yang wafat akan dibadalhajikan,” kata Fauzin.

Ia menambahkan, bus shalawat yang melalui rute Jamarat – Mahbas Jin – Bab Ali sejatinya tidak hanya digunakan oleh jemaah haji Indonesia, tetapi juga digunakan oleh jemaah haji dari berbagai negara. Oleh sebab itu, pemerintah mengimbau jemaah untuk menghindari waktu padat saat akan ke Masjidil Haram atau pulang ke hotel.

“Untuk menghindari kepadatan (di Terminal Bab Ali), jemaah dapat berangkat satu atau dua jam sebelum waktu salat, dan satu atau dua jam lebih akhir usai salat berjamaah saat akan pulang ke hotel. Itu akan lebih longgar,” pesan Fauzin.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *