JAKARTA, RAMBUKOTA – Para lulusan baru, pengusaha kecil, maupun warga pencari kerja harus segera bersiap-siap. Pemerintah telah membuka pendaftaran kartu Program Prakerja dengan kuota mencapai 10.000 orang.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, program ini merupakan gelombang ke-48 sejak pertama kali diluncurkan pada 2020 silam. Pemerintah mempersilakan masyarakat untuk mendaftarkan diri melalui laman resmi yang telah disediakan.
“Silakan calon peserta yang berusia 18 sampai 64 tahun mendaftar melalui www.prakerja.go.id secara mandiri, tanpa diwakilkan, tanpa joki. Jangan lupa klik gabung gelombang untuk mengikuti seleksi,” kata Airlangga, Jumat (17/2/2023).
Sekadar informasi, dalam kurun waktu tiga tahun pelaksanaan (2020-2022), Program Kartu Prakerja telah diikuti oleh 16,4 juta peserta di seluruh Indonesia. Para peserta didominasi oleh kaum perempuan yang mencapai sebanyak 51%, sementara itu 3% lainnya merupakan penyandang disabilitas.
Menurut Airlangga, program ini telah mampu mendorong kebekerjaan dan kepemilikan usaha kecil bagi sepertiga dari jumlah penerima tersebut. “Rapat komite cipta kerja memutuskan di 2023 Kartu Prakerja dijalankan dengan skema normal dan tidak lagi bersifat semi bansos, jadi lebih difokuskan pada peningkatan skill dengan porsi biaya pelatihan yang lebih tinggi dari insentif,” ujar dia.
Nantinya, peserta yang telah terdaftar akan mengikuti pelatihan baik secara daring maupun campuran antara pelatihan daring dan langsung. Hal tersebut sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 113 Tahun 2022.
Kemko Perekonomian juga menyadari adanya batasan peserta lantaran menyesuaikan ketersediaan lembaga pelatihan yang ada. “Karena ada batas waktu pembelanjaan saldo pelatihan bagi peserta. Maka peserta yang ingin mengikuti pelatihan yang lebih variatif, bisa bergabung di gelombang selanjutnya,” kata Airlangga.
Sebelumnya, dalam webinar bertajuk ‘Mendekatkan 16,4 Juta Orang ke Lapangan Kerja Penuh dan Produktif serta Pekerjaan Layak Menggunakan Teknologi Digital’ kalangan dunia internasional mengapresiasi kebijakan pemerintah Indonesia atas keberhasilan Program Kartu Prakerja yang turut mendorong perekonoian nasional.
David Atchoarena, Direktur Institut Pembelajaran Seumur Hidup UNESCO mengatakan, Kartu Prakerja yang telah mampu memanfaatkan teknologi digital sangat cocok untuk menjawab tantangan perubahan zaman saat ini. Konsep pembelajaran yang fleksibel sangat penting untuk dikembangkan di semua negara dalam menjawab kebutuhan lapangan pekerjaan.
Tapi, pemerintah Indonesia juga perlu meningkatkan pusat pembelajaran non formal seperti perpustakaan dan museum, pemerintah juga punya peran dalam meningkatkan penggunaan digital untuk pendidikan. “Pembelajaran non formal merupakan tantangan utama di berbagai negara. Untuk mampu merangkul budaya belajar sepanjang hayat, teknologi merupakan instrumen utama yang sangat membantu,” jelas David.