Pemuda Pun Punya Peran dalam Pelestarian Budaya Betawi

Iin Mutmainah

Sekretaris Kota/Plt Wakil Walikota Jakarta Barat

Saatnya para pemuda ambil alih peran. Mereka harus lebih proaktif dalam segala hal, tak terkecuali dalam upaya pelestarian budaya Betawi. Jangan lagi mengandalkan para orang tua atau golongan / kelompok tertentu saja. Para pemuda kini memiliki kesempatan yang sama untuk unjuk gigi.

Bahwa mereka bisa berkontribusi positif untuk daerahnya masing-masing. Khusus warga Jakarta dan mereka yang ada di ibu kota seyogyanya ambil peran ini. Tidak harus melakukan hal-hal yang besar karena semua bisa mulai dari yang kecil. Semisal dalam berbahasa, berbusana atau mungkin dalam kaitan dunia kuliner.

Bacaan Lainnya

Dengan mencintai budaya dalam negeri dalam hal ini budaya setempat kita secara tidak langsung turut mempertahankan atau menjaga eksistensi budaya yang ada. Jangan sampai justru kebarat-baratan yang mana itu semua tidak sesuai dengan adat ketimuran.

Budaya Betawi tidak kalah hebat dengan budaya lain. Di mana, budaya ini telah diakui dan tersebar hampir di seluruh dunia. Jangan sampai kemudian, kita dan khususnya para pemuda asli Betawi justru jadi penonton. Saat ini warga asing pun sudah banyak yang mulai mempelajari seni dan budaya lokal.

Akan sangat menyedihkan bila mereka benar-benar menguasai apa yang sejatinya adalah budaya asli kita. Masih terekam jelas dalam ingatan kita, banyak seni budaya yang diklaim dan dipatenken negara tetangga.

Dan hal itu tentu tidak ingin terjadi pada budaya kita, khususnya budaya Betawi dimasa yang akan datang. Tak ada alasan bagi anak muda untuk kemudian tidak bangga dan tidak berani tampil dengan seni budaya tinggi yang ada.

Saya pribadi sebagai bagian dari pemerintahan, khususnya wilayah Jakarta Barat yang kental akan budaya Betawi tidak mau kecolongan untuk tetap konsisten mempertahankan budaya lokal yang ada. Dalam hal ini tentu berkaitan dengan kesenian dan kebudayaan Betawi.

Terlebih dengan adanya Instruksi Gubernur Nomor 45 Tahun 2020 tentang Tentang Penciptaan dan Pengembangan Ekosistem Berkesenian. Instruksi ini tentu semakin menguatkan seluruh stakeholder yang ada untuk menggiatkan kegiatan berkesenian dalam upaya kebangkitan budaya Betawi.

Kegiatan akan lebih terstruktur dan terarah. Masing-masing pihak memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas. Semisal pemerintah kota bertanggung jawab untuk memetakan potensi kesenian yang ada di wilayahnya.

Selanjutnya ada camat dan lurah yang bisa menggandeng masyarakat setempat untuk menggiatkan latihan berkaitan seni budaya. Mereka ini pun diberi kesempatan untuk menggelar lomba kesenian hingga pertunjukkan sebagai bentuk apresiasi.

Generasi muda adalah aset bangsa dan harus berdiri paling depan untuk melestarikan kebudayaan yang ada. Bersama-sama dengan tokoh masyarakat Betawi dan pemerintah memiliki tanggung jawab untuk melestarikan seni budaya yang ada. Selain itu juga mewariskan nilai-nilai luhur yang ada untuk anak cucu yang akan datang.

Pemuda juga harus menjadi motor dan agen perubahan di lingkungan yang ada. Bahu membahu dan gotong royong untuk menjaga warisan tersebut agar tidak punah.

Tantangan dan Peluang Era Digital

Saya pun sadar betul saat ini kita hidup di era digital. Era keterbukaan yang mana informasi bisa masuk dengan sangat mudah. Harus cermat untuk memfilter informasi yang ada agar jangan sampai terseret pada hal-hal yang negatif.

Teknologi digital tidak saja menawarkan tantangan. Lebih dari itu kondisi ini juga memberikan sebuah peluang. Tinggal bagaimana kita bisa menyikapi dengan cara yang positif.

Media digital harus dioptimalkan sebaik mungkin. Bukan hanya sebatas media komunikasi satu sama lain saja. Tapi, lebih dari itu. Internet dan media sosial bisa juga untuk meningkatkan kesadaran hingga eksistensi yang ada. Tak terkecuali bagaimana budaya Betawi lebih bisa dikenal masyarakat luas.

Bukan hanya bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Lagi-lagi lebih dari itu, kekayaan budaya Betawi akan bisa diketahui masyarakat dari seluruh dunia.

Media digital bisa digunakan sebagai alat untuk edukasi, sosialisasi dan interaksi positif antar pengguna. Bagaimana anak muda kemudian tertantang untuk membuat konten yang kreatif. Mengajak anak muda lainnya untuk lebih akrab dengan budaya sendiri.

Hal ini akan lebih mudah diterima anak muda untuk kemudian mereka peduli dan selanjutnya bisa belajar lebih dalam. Pemuda harus mengeksplorasi potensi dan bakat yang ada terutama dalam bidang seni dan budaya.

Cara ini bila bisa dilakukan dengan tepat dan konsisten akan mampu melestarikan budaya Betawi. Pemerintah saat ini pun telah memberikan dukungan sepenuhnya kepada pihak-pihak yang komitmen melestarikan budaya lokal.

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *