JAKARTA, RAMBUKOTA – Pemerintah terus menyosialisasikan pelaksanaan kurikulum merdeka ke sekolah-sekolah di Tanah Air. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi berharap pemahaman guru-guru dalam melaksanakan kurikulum tersebut akan mendorong gerakan merdeka belajar bagi setiap siswa dan bukan hanya sekadar kebijakan pemerintah pusat.
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan, selama ini banyak guru penggerak maupun kepala sekolah penggerak yang menyangsikan keberlanjutan program merdeka belajar pasca Pemilu 2024 ataupun pergantian pejabat di pucuk kementerian. Padahal, keberlangsungan kurikulum merdeka berada di guru selaku kreator di sekolah.
“Kalau Merdeka Belajar sudah jadi gerakan dan dirasakan manfaatnya, bagaimana pun kebijakan kementerian, akan sulit membendung semangat merdeka belajar,” ujar Nadiem sebagaimana dikutip dalam laman resminya, Senin (9/1/2023).
Sebagai informasi, pelaksanaan pembelajaran akan berpusat pada peserta didik dalam praktek kurikulum merdeka yang menggantikan kurikulum 2013. Di mana, salah satu metode pembelajaran yang diterapkan yakni project based learning alias pembelajaran berbasis projek.
- Pemkot Jakbar Apresiasi Kehadiran Perpustakaan di Tengah Pemukiman
- Selamat Jalan Sosok Ibu, Kakak, dan Juru Damai Perselisihan Keluarga
- Sulit Khusyuk dalam Ibadah, Ini Kiat-Kiat dari Habib Jindan
Nah, pembelajaran berbasis projek ini sebagian besar membutuhkan kerja sama dan kerja tim antar siswa. Kemampuan siswa untuk berkolaborasi dan bekerja sama dalam sebuah tim tersebut menjadi kompetensi yang wajib dimiliki sebagai bekal untuk masa depan.
Kunjungan ke Tomohon
Pada Jumat (6/1/2023), Nadiem menggelar kunjungan perdananya di tahun 2023 ke Kota Tomohon, Sulawesi Utara dengan mengikuti Dialog Penggerak antara Mendikbudristek dengan para pemangku kepentingan pendidikan di wilayah setempat. Di sana, ia berupaya meyakinkan akan pentingnya gerakan merdeka belajar di sekolah.
“Banyak guru penggerak dan kepala sekolah penggerak bertanya bagaimana kelanjutan Merdeka Belajar jika nanti saya sudah tidak menjadi menteri. Merdeka Belajar akan lanjut atau tidak, itu ada di tangan bapak dan ibu. Itu kuncinya,” jelasnya.
Menurut Nadiem, semua posisi pekerjaan atau karier di masa sekarang dan masa depan akan membutuhkan kompetensi kerja kolompok, penggunaan logika dalam permasalahan, kemampuan komunikasi, serta integritas. Sehingga, pemerintah perlu menyiapkan generasi penerus dengan kemampuan yang mumpuni tersebut lewat pembelajaran berbasis projek.
Ia menjelaskan, pelatihan kemampuan tersebut tidak dapat dipenuhi lewat penyelesaian soal dalam pilihan ganda atau multiple choice. “Itu hal-hal yang tidak bisa dites dengan persoalan multiple choice. Itulah kenapa asesmen nasional kita ubah menjadi hal yang lebih mendasar,” kata Nadiem.
Para guru maupun peserta didik harus dilatih dan ditantang untuk menciptakan projek-projek berdasarkan tema tertentu, sekaligus menentukan pencapaian dan hasil tujuan. Nadiem bilang, pembelajaran berbasis rojek inilah yang diklaim berpotensi untuk mengasah kemampuan siswa untuk berkolaborasi dan gotong royong.