JAKARTA, RAMBUKOTA – Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI) optimistis akan secara resmi menjadi induk organisasi pencak silat tradisi nasional. Saat ini, perhimpunan para pendekar tersebut telah memiliki 10 dewan pengurus daerah (DPW) dan dalam proses pendaftaran di Komite Olahraga Rekreasi-Masyarakat Indonesia (KORMI) Nasional.
Hal tersebut diungkapkan Adil A Fadilakusumah, Ketua Umum DPP PPSI dalam acara pelantikan DPW PPSI Jakarta, akhir pekan lalu, Minggu (27/3/2022). Pengesahan pengurus perhimpunan pendekar dari Jakarta ini di gelar di Kawasan Kota Tua.
Menurut Adil, PPSI akan menjadi nasional dan menjadi wadah seluruh aliran pencak silat tradisi lokal. “Pencak silat merupakan identitas bangsa kita yang sebenarnya. Perjalanan masih panjang ke depan, jadi semuanya perlu bersatu dan bangkit bersama dalam wadah PPSI,” ujar dia.
Para pendekar yang terhimpun dalam PPSI ini optimistis akan segera disahkan menjadi salah satu induk organisasi nasional yang terdaftar dalam KORMI Nasional. “Saat ini sudah terdapat 10 DPW PPSI di seluruh Indonesia dan akan terus bertambah,” imbuh Galih Santika, Ketua DPW PPSI Jawa Barat.
Sementara, Firman Haris, Ketua DPW PPSI Jakarta dalam sambutannya mengatakan, pihaknya akan berupaya untuk amanah dan terus belajar. Organisasinya siap melanjutkan cita-cita para pendahulu dan pendiri perguruan dalam melestarikan seni tradisi pencak silat.
Menurutnya, pencak silat yang sudah menjadi warisan budaya takbenda dunia merupakan paket komplit kearifan lokal. Sebab, dalam tradisi tersebut terdapat gerak teknik, instrumen tradisional, syair atau doa (kidung) dan pendidikan karakter bangsa tentang nilai-nilai patriotisme.
“Kami sangat senang sekali saat melihat latihan pencak silat di lingkungan masyarakat didominasi anak-anak usia dini. Artinya keberlanjutan seni pencak silat tradisi akan terus terjaga dan lestari,” ujar Firman.
Dalam acara pelantikan turut hadir Kepala UPK Kota Tua Jakarta Dedy Tarmizi, Ketua DPW PPSI Riau Panji Sumirat, Ketua DPD PPSI Depok Ki Jujun, serta tamu undangan dari budayawan asal Leiden, Belanda, Nico van Horn, serta perwakilan beberapa perguruan pencak silat tradisi lainnya.