JAKARTA, RAMBUKOTA – Perum Bulog mewaspadai kekeringan lahan pertanian akibat dari dampak El Nino. Potensi kerawanan pangan tersebut tentu akan dapat berdampak negatif, salah satunya gejolak harga di tingkat konsumen.
Sebagai langkah antisiapsi, Perum Bulog tengah menjalankan sejumlah program. Yakni, dengan menjaga jumlah pasokan lewat penyerapan beras dari petani lokal, bahkan hingga upaya impor.
Bulog juga telah diitugaskan menambah pasokan dari importasi. Hingga kini, Bulog sudah merealisasikan penugasan impor untuk tahun 2023 sebanyak 500 ribu ton di tahap pertama.
“Saat ini sedang jalan tahap kedua sebanyak 300 ribu ton,” kata Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita sebagimana dikutip dalam keterangannya, Jumat (21/7/2023).
Selain impor, Febby menjelaskan, hingga kini perusahaannya juga sudah menyerap lebih dari 700 ribu ton beras petani dalam negeri. Bahkan, pihaknya berjanji akan terus menyerap selama produksi masih ada dan sesuai ketentuan.
Dengan kondisi demikian, Bulog bisa menjamin kebutuhan pangan khususnya beras akan terus tersedia, terutama dalam kondisi rawan akibat dampak El Nino. “Masyarakat tidak perlu khawatir, stok beras yang dikuasai Bulog saat ini ada sebanyak 750 ribu ton,” ujarnya.
Ia menambahkan, pihaknya juga terus memaksimalkan seluruh instrumen yang ada sebagai langkah antisipasi bersama menghadapi El Nino serta untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pangan. Misalnya dengan melibatkan kelompok tani, penggilingan tradisional, serta para stakeholder lainnya.
Bulog juga terus berkoordinasi dengan Pemerintah pusat maupun daerah guna menjaga pemerataan ketersediaan stok. “Tidak hanya memastikan seluruh gudang Bulog dipenuhi oleh stok, namun Bulog juga menyediakan kebutuhan beras di tingkat lokal baik secara offline maupun online dan melalui outlet-outlet binaan Perum Bulog seperti RPK (rumah pangan kita) yang tersebar di seluruh Indonesia, serta jaringan retail modern yang ada,” kata Febri.
(Silvana Maya Pratiwi)