JAKARTA, RAMBUKOTA – Sebanyak 300 jawara silat berhasil memukai wisatawan lokal dan mancanegara dalam pergelaran silaturahmi dan latihan gabungan (Silatgab) tradisi pencak silat. Kegiatan bulanan yang diinisiasi oleh DPW Persatuan Pencak Silat Indonesia (DPW PPSI) Jakarta tersebut digelar di kawasan Taman Fatahillah, Kotatua Jakarta, Ahad (19/2/2023).
Firman Haris, Ketua DPW PPSI DKI Jakarta mengatakan, Silatgab kali ini memperoleh kehormatan karena turut diikuti oleh para jawara silat asal Bandung dari Padepokan Seni Penca Daya Sunda. “Untuk menghormati tetamu dari Bandung, kami pun menyambutnya dengan atraksi seni tradisi Betawi Palang Pintu dikoordinir Bang Azis dan kawan-kawan dari Kampung Silat Beksi Petukangan kolaborasi dengan berbagai perguruan pencak silat lainnya,” katanya.
Selain Kampung Silat Beksi, turut hadir para pesilat lain berbagai dari aliran tradisi pencak silat. Di antaranya, perguruan Cakra Buana Pusat, Cabang Bungur, Tanjung Priok, dan Cengkareng, Gadjah Putih Cabang Matraman,dan Putra Labuan Cakung. Selain itu, turut hadir perguruan Cingkrik Baba Aman, Lampah Gulung, Lumbung Harapan, Debus Pasundan Minahasa Singa Rantai, Pagar Budaya, Gado-Gado Betawi Naga Sembilan, dan sejumlah pesilat asal Banten.
Firman bilang, atraksi silat sekaligus palang pintu membuat para wisatawan di Kotatua terhibur. “”Atraksi kemampuan silat para jawara dan seni budaya khas Betawi lainnya ini memukau dan mengundang senyum tawa pengunjung di Kotatua, karena dialog dan aksi teatrikalnya sangat unik dan jenaka,” tutur dia.
Ia menambahkan. kehadiran sekitar 300 peserta dari berbagai perguruan pencak silat di Jakarta, Bekasi, Banten, dan Bandung ini sebagain besar merupakan para pemuda. Sehingga, pihaknya berharap tradisi budaya silat bisa terus dilanjutkan oleh generasi penerus.
“Tradisi pencak silat Indonesia yang telah diakui sebagai warisan budaya takbenda dunia sejak 2019, adalah hasil karya adiluhung nenek moyang kita yang sangat kaya, beragam dan penuh kearifan lokal. Insya Allah amanah dari para pendahulu akan terus kita lanjutkan dan wariskan kepada generasi berikutnya sebagai sumber praktik kehidupan dan inspirasi yang tak tergantikan,” harap Firman.