JAKARTA, RAMBUKOTA – Ketua DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah fokus untuk menjaga pasokan biosolar bersubsidi. Pasalnya, kelanggkaan suplai energi di masyarakat akan berpotensi menghambat diistribusi logistik untuk pemenuhan kebutuhan bulan puasa Ramadan dan Lebaran Idul Fitri 1443 H.
“Sebentar lagi akan memasuki Ramadhan, sehingga krisis biosolar yang terjadi harus segera diatasi. Pemerintah harus bisa pastikan keamanan pasokan biosolar agar tidak mengganggu distribusi pengangkutan logistik,” kata Puan dalam keterangan pers yang diterima RambuKota, Kamis (31/3/2022)
Menurut dia, kelangkaan solar bersubsidi akan memicu permasalahan berantai. Tak hanya distribusi logistik, kondisi tersebut juga menimbulkan kerugian bagi petani dan nelayan lantaran hasil produksinya kesulitan didistribusikan.
Banyaknya hasil pertanian yang tak bisa terjual tentu akan mempengaruhi harga beberapa komoditas di pasaran, misalnya saja cabai dan sayuran. “Sejalan dengan rapat antara Komisi VII DPR dan pihak Pemerintah, kami meminta agar ada penambahan kuota biosolar bersubsidi sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi,” ujar Puan.
Selain itu, ia juga meminta pentingnya pengawasan pendistribusian solar bersubsidi. Menurut Puan, kebocoran dan penyalahgunaan peruntukkan biosolar bersubsidi harus dihindari dengan meningkatkan koordinasi di lapangan dengan aparat penegak hukum.
Sementara, Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina mengatakan, sampai dengan Februari 2022 ini penyaluran Solar Subsidi telah dipenuhi Pertamina mengalami kenaikan hingga sekitar 10%. Pertamina dan Pemerintah bersepakat untuk dilakukannya relaksasi penyaluran kuota, khususnya untuk daerah yang sudah over kuota sehingga dilakukan upaya normalisasi dengan penambahan pasokan Solar Subsidi sesuai permintaan (demand) di wilayah yang mengalami antrean.
Pertamina menegaskan ketahanan stok nasional BBM jenis Solar sejatinya relatif aman. Saat ini, pasokan nasional untuk solar sebanyak lebih dari 1,9 juta kilo liter per hari atau mencakup kebutuhan 23 hari.
Perusahaan pelat merah ini juga berupaya agar angka tersebut akan tetap dijaga dan ditingkatkan setiap harinya. “Kami sudah bekerja sama untuk berkoordinasi dengan Intelijen Keamanan Kepolisian Republik Indonesia di seluruh wilayah distribusi atau penyaluran Pertamina,” ujar Nicke.
Sekadar informasi, kuota retail Solar Subsidi tahun 2022 yang ditetapkan untuk disalurkan Pertamina hanya sebesar 14,05 juta KL atau turun lebih dari 5 persen dibandingkan kuota di tahun 2021 yang sebesar 14,85 juta KL. Rencananya, pemerintah akan mengajukan kenaikan solar bersubsidi hingga mencapai 17 juta KL.