KH Abdul Ghoni Basmol dan Potret Jemaah Haji Indonesia 1950

KH Abdul Ghoni Basmol ketika berdoa saat prosesi pelepasan jemaah haji Indonesia di Tanjung Priok pada 11 Juli 1950 (Foto : Dok. Kementerian Agama dan ANRI)

JAKARTA. RAMBUKOTA – Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta tampak penuh dengan kumpulan orang-orang pada 11 Juli 1950, tepatnya 72 tahun silam. Masyarakat yang berasal dari kawasan ibu kota dan sekitarnya terus berdatangan ke lokasi pelabuhan untuk mengantarkan sanak famili yang hendak pergi menyebrangi lautan demi memenuhi kewajiban menjalankan ritual ibadah haji.

Turut hadir dalam prosesi pelepasan para calon tamu Allah Subhanahu wa Taala tersebut KH Wahid Hasyim, Menteri Agama Republik Indonesia Serikat (RIS). Dalam foto, ayahanda KH Abdurrahman Wahid, Presiden RI yang kelima itu bersama-sama rombongan juga sempat berbincang dengan para, jemaah, petugas haji, serta sang nahkoda Kapal Tarakan.

Bacaan Lainnya

Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) mencatat sedikitnya terdapat 83 potret suasana pelepasan perjalanan haji di Pelabuhan Tanjung Priok pada 10-11 Juli 1950. Mulai dari pemeriksaan kesehatan oleh Palang Merah Indonesia (PMI), pengangkutan barang-barang, kumpulan keluarga pengantar, hingga lambaian para calon jemaah haji kepada para pengantar dan sanak keluarga dari atas kapal.

Nah, di antara foto-foto tersebut juga tampak hasil jepretan fotografer yang menampilkan seorang ulama dengan tangan menengadah memohon pertolongan Allah SWT untuk para calon jemaah haji yang hendak berangkat ke Tanah Suci Makkah dan Madinah. Tokoh yang ada dalam foto tersebut dikenal sebagai KH Abdul Ghoni atau juga biasa disebut Guru Dul Basmol.

“Anggota keluarga yang mengantar turut mendoakan keberangkatan calon jemaah haji di Tanjung Priok,” penjelasan ANRI dalam keterangan foto tersebut, sebagaimana dikutip Rambukota.com dari laman resminya, Senin (11/7/2022).

Berdasarkan keterangan dari keluarga KH Abdul Ghoni, potret tersebut merupakan satu-satunya foto peninggalan sang kyai. Bahkan, beberapa keluarga seperti anak atau cucu beliau menemukan foto tersebut secara tak sengaja dari majalah yang beredar ketika itu.

Murid Guru Majid

KH Abdul Ghoni diperkirakan lahir sekitar pertengahan atau akhir abad ke-19. Beliau merupakan buah hati pasangan KH Muhammad Zen Bin Muqri Sama’un dan Aisyah Binti Ibnu Hajar (Muhadzar).

Guru Dul Basmol juga dikenal sebagai murid kesayangan dari KH Abdul Majid Pekojan (1887-1947). Bahkan, di penghujung usianya, ulama yang populer dengan panggilan Guru Majid tersebut meminta izin dan berwasiat kepada sang murid untuk dimakamkan areal pemakangan keluarga KH Abdul Ghoni.

Dalam catatan buku silsilah yang disusun cucunya, yaitu KH A Zawawi Bin H Mas’ud, KH Abdul Ghoni belajar kepada banyak alim ulama. Selain Guru Majid dan ayahandanya sendiri, rantai sanad keilmuan beliau juga tersambung kepada KH Mansyur Jembatan Lima, Habib Ali Al Habsyi Kwitang, Guru Syatiri, serta KH Hasyim Muqri.

Pengabdiannya akan ilmu Agama Islam juga tak setengah-setengah. KH Abdul Ghoni banyak mengajar di beberapa tempat dan banyak murid yang mengambil ilmu kepadanya.

Selain dari dari wilayah Basmol sendiri, murid-murid juga berasal dari daerah lain seperti Kalideres, Rawa Buaya, Pesing Koneng, Kedoya, Pintu Air Kedoya, Tegal Alur, Cengkareng, dan Srengseng. Beberapa ulama yang menjadi murid beliau antara lain KH Najihun Kosambi, KH Ma’mun Rawa Buaya (Guru Ma’mun), dan KH M Zen Kedaung.

Pada 18 Zulhijah 1379 Hijriah atau sekitar pertengahan tahun 1960, Guru Dul menghembuskan napas terakhirnya. Beliau dimakamkan di pekuburan keluarga di Masjid Jami Al Musari’in dekat makam gurunya, KH Abdul Majid.

Setiap tahun khususnya pada bulan Zulhijah, selalu digelar haul atau peringatan kematian Guru Dul untuk mengenang peran dan jasanya dalam syiar agama Islam. Hingga ini, para anak, cucu, dan keturunan beliau terus berupaya melanjutkan perjuangan KH Abdul Ghoni Basmol dalam menyebarkan keilmuan agama Islam.

“Al Walid KH Abdul Ghoni, memang belum bisa disejajarkan dengan ulama-ulama Betawi lainnya. Tapi, beliau punya kiprah dan kegiatan keagamaan dalam perjalanan kehidupannya,” kata KH A Syarifuddin Abdul Ghoni, dalam sambutan ketika mengelar acara haul Guru Dul pada 2016 silam.

Kyai Syarifuddin merupakan anak bungsu dari pasangan KH Abdul Ghoni dan Hj Alijah Binti Abdullah. Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta ini telah wafat pada 27 Mei 2021 silam.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *