JAKARTA. RAMBUKOTA – Sektor pariwisata tengah berupaya bangkit dari keterpurukan pascapandemi Covid-19. Nah, salah satu tren yang bakal berkembang dan turut didorong pemerintah yaitu program desa wisata untuk menjadi destinasi pilihan wisatawan lokal maupun mancanegara.
Hal tersebut diungkapkan Vinsensius Jemadu, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementeriam Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI Webinar series ke-25 yang bertema Pengembangan Destinasi Pariwisata & Pengembangan Desa Wisata untuk Membangkitkan Perekonomian Bangsa di Jakarta, Rabu (22/06/2022).
“Selain pembangunan infrastruktur pariwisata di 5 destinasi wisata prioritas, kami akan menggalakkan calendar of event di destinasi wisata super prioritas. Kemenparekraf juga akan menggerakkan Desa Wisata sebagai bagian dari ekonomi kreatif yang menjadi lokomotif penciptaaan lapangan pekerjaan, terutama untuk sektor yang menyerap dan menggerakan ekonomi,” ujar Vinsensius.
Desa wisata atau village tourism bakal menjadi pilihan menarik karena menjadi tren perubahan wisata kekinian. Semula, pariwisata lebih banyak dalam bentuk wisata massal seperti laut, pasir dan matahari.
Belakangan, tren bergeser ke wisata alternatif seperti interaksi dengan masyarakat lokal yang berupa pembelajaran budaya dan keunikan lokal. Alhasil, wisata pedesaan dengan daya tarik tematik yang menyajikan aktivitas perdesaan dan kearifan lokal masyarakat sebagai atraksi.
Menurut Vinsensius, sepanjang tahun 2020-2021 terdapat 32 desa wisata dari Sumatera Barat hingga Papua Barat yang telah mendapatkan Sertifikasi Berkelanjutan dari Kemenparekraf RI. “Saat ini, pemerintah tidak hanya fokus kepada pembangunan desa wisata baru, melainkan juga tetap memonitoring dan memfasilitasi untuk beberapa desa wisata yang sudah running dan mengalami kendala, baik itu di sektor infrastruktur maupun pendanaan,” imbuhnya.
Program desa wisata ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, serta memajukan kebudayaan. Ke depan, tiap-tiap daerah dan desa perlu mencermati potensi yang dimiliki agar dapat diangkat dan dikembangkan sehingga memberikan nilai tambah serta produktivitas yang tinggi agar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Sekadar informasi, selama Pandemi sektor pariwisata sangat terpuruk. Data Kemenparekraf RI menunjukkan penurunan kunjungan wisatawan mancanegara hingga mencapai 75% di tahun 2020. Alhasi, kerugian di sektor Pariwisata di tahun tersebut mencapai Rp 10 triliun.