JAKARTA, RAMBUKOTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan tidak kaget dengan perkembangan teknologi digital yang kian terasa canggih, khususnya program ChatGPT. Bahkan, pemerintah mengklaim telah menggelar pelatihan serupa berupa pembuatan program bot percakapan atau chatbot sejak 2021 silam.
Hary Budiarto, Kepala Balitbang SDM Kominfo mengatakan, pelatihan chatbot telah digelar lewat program Profesional Academy, Digital Talent Scholarship (DTS) pada dua tahun silam. Sehingga, pihaknya menganggap biasa kehebohan platform dari artificial intelegence (AI) tersebut lantaran bukanlah hal yang baru.
“Dua tahun lalu kita lakukan pelatihan chatbot, tapi sudah kita atur fungsi-fungsi rule-nya, jawabannya. Tapi chatGPT ini tidak ada rule-nya, (pembuatnya) masukkan semua data disitu, kemudian dia (chatGPT) bisa jawab,” ujarnya dalam Pembukaan Pelatihan Fresh Graduate Academy Batch 1 Tahun 2023 sebagaimana dikutip dari keterangan resminya, pada Senin (6/3/2023).
Sekadar informasi, ChatGPT merupakan sebuah chatbot AI berupa model bahasa generatif yang menggunakan teknologi transformer untuk memprediksi probabilitas kalimat atau kata berikutnya dalam suatu percakapan ataupun perintah teks. Sehingga, penggunanya dapat meminta atau memerintahkan program untuk membuat kalimatnya sendiri.
Menurut Hari, pelatihan pembuatan chatbot yang digelar pihaknya pada 2021 silam menyasar profesional atau generasi muda yang sudah bekerja minimal dua tahun. Nah, pelatihan yang digelar secara gratis ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi para pekerja di Tanah Air.
Ia menambahkan, pelatihan juga mengusung tema berbeda setiap tahun guna mengikuti perkembangan teknologi digital yang selalu berubah dari waktu ke waktu. Kominfo juga berupaya untuk mengikuti tren yang dibahas di semua lapisan masyarakat, baik yang dibahas di warung kopi maupun sidang kabinet.
“Contohnya tahun lalu masyarakat ribut soal metaverse, lalu kita lakukan pelatihan metaverse engineer, lalu heboh ChatGPT sampai rapat kabinet juga membicarakan ChatGPT karena bisa memprediksi calon presiden,” kata Hary.
Selain Professional Academy, sejatinya pemerintah juga menggelar tiga jenis pelatihan lain guna meningkatkan kapasitas masyarakat di era digital. Masing-masing yakni, Fresh Graduate Academy (FGA), Vocational School Graduate Academy (VSGA), dan Talent Scouting Academy (TSA).
Empat pelatihan tersebut dipersiapkan Balitbang SDM Kominfo untuk mencetak talenta digital dari generasi milenial (generasi Y) dan generasi Z di Indonesia yang berkompeten dalam industry digital. “Jadi ada empat akademi dalam segmen yang kita namakan generasi Z dan generasi Y atau generasi milenial,” imbuh Hary.