JAKARTA, RAMBUKOTA – Koperasi Mineral dan Pengolahan Nusantara (Komandan) menggelar penjajakan kerja sama dengan Asosiasi Penambangan Rakyat Indonesia (APRI) untuk peningkatan pemanfaatan sumber daya alam di Tanah Air melalui tambang-tambang rakyat. Bahkan potensi pendapatan negara dari tambang rakyat bisa naik hingga Rp 20 triliun per tahun.
Budiman Sudjatmiko, Ketua Dewan Pengawas Komandan mengatakan, kesejahteraan masyarakat melalui sektor pertambangan harus segera dioptimalkan. Adapun upayannya yakni dengan memanfaatkan teknologi agar hasil tambang memberikan nilai tambah.
“Komandan dengan APRI ini akan berkonsolidasi para penambang supaya bisa berkerja secara aman dan tetap melestarikan lingkungan hidup. Selain itu, Perlu ada campur tangan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah tambang rakyat,” kata Budiman dalam siaran pers, Senin (14/2/2022).
Ia menambahkan, dukungan stake holder terkait juga diperlukan untuk bersama-sama membenahi pengelolaan pertambangan rakyat. Misalnya, regulasi yang mengakomodir penambang rakyat untuk bayar pajak selama proses pengurusan izin, penghentian semua kasus kriminalisasi tambang rakyat selama dalam tahap proses formalisasi, serta pembentukan satuan tugas (satgas) pembenahan tambang rakyat.
Berdasarkan hasil rapat kerja Komandan dan APRI pada akhir pekan lalu, untuk peningkatan nilai tambah, pertambangan rakyat akan memanfaatkan fasilitas Bukit Algoritma, Cikidang, Sukabumi, Jawa Barat. Sehingga, ke depan penjualan hasil tambang mineral tidak lagi dijual mentah, namun sudah hasil pengolahan dan pemurnian. “Bukit Algoritma menawarkan diri sebagai tempat riset teknologi rekayasa mineral agar tak dijual mentah saja,” kata Budiman yang merupakan penggagas pembangunan Bukit Algoritma.
Gatot Sugiharto, Ketua APRI mengatakan, pihaknya berharap kolaborasi bersama Komandan di Bukit Algorima dapat terlaksana dengan baik sehingga dapat meningkatkam kesejahteraan para penambang rakyat. “Kami siapnerikan sumbangan buat negara sebesar Rp 20 triliun per tahun. Itu janji kami yang realistis,” kata dia.
Ke depan, akan dibuat kelompok tambang rakyat sebagai responsible mining community (RMC) yang berbadan hukum koperasi. Target sampai akhir tahun 2022 akan terbentuk 3.000 RMC sehingga berpotensi memberikan pajak atau retribusi senilai Rp 1 miliar per tahun.
Selain itu, setiap RMC membutuhkan lahan sekitar 5-10 hektare (ha), sehingga total kebutuhan seluruhnua mencapai 30.000 ha. Alhasil, dengan kolaborasi Komandan dan APRI ini akan mampu menyerap 1,5 juta lapangan kerja dengan potensi penerimaan negara hingga Rp 1,5 triliun per tahun. “Kami jangan distigmakan merusak alam , kami mempunyai teknologi yang ramah lingkungan dan kami bertanggung jawab atas pasca tambang,” tutur dia.